Rabu, 20 November 2013

PREVENTIVE MAINTENANCE

Preventive Maintenance (PM)
British Standard 3811:1993 mendefinisikan sebagai Preventive Maintenance:
“pemeliharaan dilakukan pada interval yang telah ditentukan atau sesuai dengan kriteria yang ditentukan, dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan kegagalan/kerusakan atau penurunan fungsi”.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi Penerapan PM:
       Dibutuhkan cukup banyak staf dalam departemen maintenance untuk melakukan kegiatan PM.
       Penerapan PM pada  peralatan/mesin produksi sesuai lingkungan kerja yang  mentolerir beban kerja berlebih.
       Peningkatan  keterampilan staf, dilakukan melalui pelatihan.
       Adanya dukungan dan komitmen dari manajemen
       Perencanaan dan penjadwalan program PM yang tepat.
Tujuan Penerapan PM :
       PM diterapkan pada fasilitas yang bisa menyebabkan loss production kalau mengalami kerusakan
       Tujuannya adalah untuk menjaga kesinambungan sistem, melalui meminimasi kerusakan dan emergency maintenance.
       Kegiatannya meliputi penggantian, penyesuaian, overhaul besar, inspeksi dan pelumasan (lubrications).
Sesuai dengan sifat kegiatannya PM :
       Routine maintenance, meliputi kegiatan PM secara berkala seperti pelumasan, pembersihan, dan reparasi kecil serta penggantian komponen.
       Running maintenance, meliputi kegiatan PM yang dilakukan disaat mesin atau peralatan sedang berjalan sebelum kegiatan PM yang sebenarnya terjadi.
       Opportunity maintenance, merupakan serangkaian kegiatan PM di saat ada kesempatan yang tidak direncanakan selama periode kegiatan maintenance yang terencana.
       Window maintenance, merupakan serangkaian kegiatan PM dilakukan disaat mesin atau peralatan yang tidak diperlukan untuk jangka waktu tertentu
       Shutdown preventive maintenance, serangkaian kegiatan PM yang dilakukan saat jalur produksi dalam situasi berhenti total.

sumber: Ating Sudrajat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar