Rabu, 20 November 2013

AVAILABILITY

Kesiapan (availability) adalah keadaan siap suatu mesin/peralatan baik dalam jumlah (kuantitas) maupun kualitas sesuai dengan kebutuhan yang digunakan untuk melaksanakan proses operasi. Kesiapan (availability) tersebut dapat digunakan untuk menilai keberhasilan atau efektifitas dari kegiatan perawatan yang telah dilakukan.

       Availability berhubungan dengan probabilitas suatu peralatan untuk melakukan operasionalnya, secara matematis Availability dapat dinyatakan dengan :
Jenis Availability
       Inherent Availability (Ai), Adalah probabilitas  sistem atau peralatan yang digunakan ;pada kondisi tertentu dalam lingkungan dukungan yang ideal (yakni: secara cepat  alata daapat tersedia, tools, spare parts , personil maintenance, dsb) alat akan beroperasi secara memuaskan pada sembarang waktu yang dibutuhkan. Tidak termasuk tindakan preventive maintenance atau terjadwal, LDT (Logistic Down Time) dan ADT (Administrasi Down Time).
l             = banyaknya kerusakan yang terjadi/jumlah jam operasi.
M ct       = rata-rata waktu perawatan

       Achieved Availability (Aa), Adalah probabilitas sistem, jika digunakan di bawah kondisi yang telah ditetapkan di dalam lingkungan dan dukungan yang ideal (yakni: tersedianya, tools, spare parts, personil, dsb) akan beroperasi  dengan memuaskan di sembarang waktu. Definisi ini sama dengan Ai, kecuali diikutkannya preventive maintenance.
         MTBM merupakan waktu rata-rata diantara perawatan yang meliputi kebutuhan perawatan preventive (terjadwal) dan kebutuhan perawatan corrective (tidak terjadwal), yang dapat diperoleh dari : 

 dimana:





MAINTENABILITY

Definisi
Karakteristik desain dan instalasi yang dinyatakan dengan probabilitas dari kemampuan item diperbaiki pada kondisi tertentu dalam periode waktu tertentu, dimana maintenance dilakukan sesuai dengan prosedur dan sumbernya
Dengan demikian, pengertian (M) :
Maintainability adalah karakteristik inherent dari suatu sistem atau rancangan produk yang dinyatakan dalam hubungannya dengan faktor-faktor dari maintenance frequency, time, labor-hour dan maintenance cost
Sehingga Maintainability terkait dengan kecepatan, keakurasian, safety dan ekonomis dari kegiatan maintenance.
Aspek System dan Ukuran Maintainability
       Mean Time Between Maintenance (MTBM) yang meliputi preventive dan corrective maintenance termasuk MTBF
       Mean Time Between Replacement (MTBR) (dikembangkan pada tingkat kebutuhan spare part)
       Maintenance Downtime (MDT), total waktu sistem tidak bekerja termasuk mean active maintenance time, logistic delay time (LDT) dan administrative delay time (ADT)
       Turnaround time (TAT), elemen waktu yang diperlukan untuk servis, perbaikan kecil, dan check out
       Maintenance labor hours per system/product operating hour

       Maintenance cost per system/product operating hour

BASIC RELIABILITY & AVAILABILITY CONCEPTS

Pengertian reliability
Secara umum Reliability dapat didefinisikan sebagai probabilitas suatu peralatan untuk tetap mampu berfungsi sesuai yang spesifikasi diinginkan, kondisi maupun waktu tertentu tanpa mengalami kegagalan
Reliability digunakan untuk menentukan kemungkinan peralatan atau sistem tetap beroperasi secara terus menerus dalam menjalankan fungsinya (pada kondisi lingkungan secara spesifik dan dalam jangka waktu tertentu) tanpa mengalami kerusakan
Definisi lain:
"The probability that a system will perform satisfactorily for given period of time under stated conditions."  (Dimitri Kececioglu)
"…the level of reliability achieved with an effective maintenance program. This level is established by the design of each item and the manufacturing processes that produced it. …"  (Nowlan and Heap )
Manfaat reliability:
       Pemeriksaan yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem untuk mengetahui apakah sistem masih berada dalam keadaan yang memenuhi persyaratan yang diinginkan.
       Penggantian komponen, yaitu melakukan penggantian komponen sistem yang sudah tidak dapat berfungsi. Penggantian ini dapat bersifat terencana dan tidak terencana.
       Repair dan overhaul, yaitu melakuakan pemeriksaan secara cermat serta melakukan perbaikan yang kemudian sistem di set-up kembali. Disini mungkin juga dilakukan penggantian komponen (turun mesin).
       Penggantian sistem, yaitu tindakan yang diambil apabila tindakan-tindakan yang lain sudah tidak memungkinkan lagi
Ruang lingkup reliability
TINGKATAN
KETERANGAN
Pemodelan (konstruksi)
Perancangan produk, pembentukan performansi dan sfesifikasi, reproduksi, penggantian, ekonomi, antisipasi, tingkatan pemakai, perencanaan keandalan sistem kontruksi, faktor yang mempengaruhi keandalan, perjalanan lingkungan, kondisi pemakaian tenaga mekanik dan faktor keselamatan, penilaian, keandalan, kemudian pertimbangan keamanan dan kegagalan redudansi uji operasional, perkiraan keandalan, uji kecepatan, uji penurunan keandalan, uji produksi.
Pembelian
Kualitas barang dan keandalannya yang dibutuhkan, daya dorong, usaha perencanaan yang dapat diandalkan.
Produksi
Proses perencanaan, efisiensi proses produksi, efektifitas proses pemeriksaan , pendidikan dan pelatihan pekerja, pemeliharaan standar alat-alat produksi, pengujian bahan dan pemeriksaan lanjutan, pemeriksaan jaminan mutu, lamanya penyimpanan.
 Penyimpanan dan transportasi
Pengepakan, kondisi lingkungan penyimpanan dan kondisi transportasi serta penanganan dan pengendalian atau pemeriksaan keandalan dalam proses penyimpanan.
 Manajemen
Pelatihan pekerja, pelayanan, jaringan layanan, pemeliharaan, pencegahan, aturan dan penggantian kerja, aturan pembukuan dan administrasi, aturan  perintah kerja.
 Pemakaian
Penggunaan dan prosedur, pelatihan operator, pengendalian  lingkungan, metoda mendeteksi kerusakan dan kesalahan posisi, pencegahan, pemeliharaan, usaha mendapatkan suku cadang yang sesuai dengan standar.
 Pemeriksaan pemakaian
Pemeriksaan gedung, penerimaan contoh perencanaan, proses pemeriksaan dan demonstrasi keandalan.

Reliability Parameters
parameters - are quantities that define certain characteristics of systems

*      Component reliability is the probability of no failure over a specified period of time.
*      This reliability (R(t)) is given in terms of the failure rate (λ) which is the number of component failures per unit time :
                                                R(t) = exp(-λt)
*      In this formula, the failure rate, λ, is assumed to be constant  with the age of the component.   
Example
Logs of the equipment failures reveal that a particular system component has experienced 40 failures in 100,000 hours of use. The failure rate may then be calculated as follows :
                         λ = 40/100,000 = 0.0004
For a 2 hour to work, t = 2 and the reliability then becomes –
                R(t) = exp(-λt) ≈ 1 – λt [when λt is less than 0.001]
So           R(t) = 1 – 0.0004 x 2 = 1 – 0.0008 = 0.9992
or, expressed as a percentage,
                R%(t) = 0.9992 x 100% = 99.92%

Laju kerusakan peralatan didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya kerusakan pada peralatan dalam selang waktu yang terhingga (misal x satuan waktu), setelah peralatan beroperasi selama –t satuan waktu.
Laju kerusakan disebut sebagai laju bahaya/laju kegagalan (hazard rate), dinotasikan h(t) atau l(t).
Ukuran kinerja peralatan yang lain
          MTTF (Mean Time To Failure), yaitu waktu rata-rata sebelum gagal.
          MTBF (Mean Time Between Failure), yaitu waktu rata-rata antara kegagalan setelah diperbaiki, yang sering digunakan untuk menggambarkan kerusakan mesin.

          MTTR (Mean Time To Repair), yaitu waktu rata-rata untuk perbaikan atau nilai ukuran untuk selang waktu rata-rata lamanya melakukan perbaikan. 

Selasa, 19 November 2013

MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN PABRIK

Mesin pabrik merupakan bagian penting untuk memperlancar proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran proses produksi adalah mesin. Itulah sebabnya perawatan adalah hal yang tidak boleh dilewatkan mengingat mesin merupakan salah satu organ penting untuk eksistensi perusahaan.

Manajemen pemeliharaan mesin merupakan salah satu langkah tepat untuk me-manage kapan mesin butuh dilakukan perawatan. Dengan demikian, proses kerja mesin dalam pabrik tetap berjalan lancar sehingga proses produksi tidak akan terhambat.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan agar produk tetap bisa bersaing di pasaran adalah menjaga kualitas produk, harga produk yang sesuai, dan yang terpenting adalah produk diproduksi dengan cepat sehingga bisa sampai ditangan konsumen dengan segera.
Salah satu cara untuk manjaga kualitas produk yaitu melakukan Oil Analysis. Menganalisa minyak oli pada sebuah mesin merupakan cara yang tepat untuk menjaga kualitas produk. Tak hanya menjaga kualitas produk, Oil Analysis juga dapat membuat mesin bekerja dengan baik atau stabil.
Menjaga agar performa mesin tetap stabil, memang banyak hal yang harus dilakukan. Oil Analysis tidak harus selalu dilakukan secara rutin. Oil Analysis dilakukan kurang lebih 1 bulan sekali.
Untuk produk yang mempunyai masa expired tertentu, kecepatan produksi dan tahap penyampainnya kepada konsumen sangatlah penting. Karena bagaimanapun juga konsumen akan lebih menyukai produk yang baru diproduksi dari pada produk yang telah disimpan hingga berminggu-minggu.
Itulah sebabnya untuk menjaga proses produksi, maka pabrik harus benar-benar didukung oleh peralatan mesin yang selalu siap untuk digunakan. Sehingga sangat penting kiranya untuk selalu memberikan perawatan kepada mesin pabrik secara teratur dan juga terencana secara matang. Dalam hal ini perusahaan harus memiliki atau menyusun sistem manajemen pemeliharaan mesin pabrik dengan baik.
Tahap perawatan itu sendiri memang merupakan bagian dari industri sehingga bagian ini merupakan hal wajib yang harus dilakukan oelh perusahaan itu sendiri. Program perawatan itu sendiri memiliki peran yang sangat besar dalam mendukung aktifitas produksi. Selain untuk mendukung kelancaran proses produksi, tahap perawatan mesin pabrik juga berperan untuk menjaga kualitas hasil produksi.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PRODUKSI

  1. A. sistem informasi
Sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.
Sistem informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan.
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.
Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub sistem yang saling berhubungan yang membentuk suatu komponen yang didalamnya mencakup input-proses-output yang berhubungan dengan pengolaan informasi (data yang telah diolah sehingga lebih berguna bagi penggunanya).
Suatu sistem informasi (SI) atau information system (IS) merupakan aransemen dari orang, data, proses-proses, dan antar muka yang berinteraksi mendukung dan memperbaiki beberapa operasi sehari-hari dalam suatu bisnis termasuk mendukung memecahkan soal dan kebutuhan pembuat keputusan manejemen dan para pengguna yang berpengalaman di bidangnya.
Sebuah sistem informasi merupakan suatu kumpulan atau seperangkat komponen yang berhubungan dan mendukung dengan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi.
Hasil dari proses tersebut digunakan pihak manajemen sebagai suatu dasar dalam pembuatan keputusan organisasi. Selain itu, sistem informasi yang baik juga dapat membantu dalam hal penganalisaan dan visualisasi masalah dalam penciptaan produk baru.
Bentuk aplikasi sistem informasi dalam fungsi area bisnis
a)      Masing-masing bagian dalam suatu corporation (badan hukum) memiliki struktur organisasi
b)      Masing-masing bagian area bisnis dalam struktur organisasi memiliki fungsi dan tugas yang berbeda (sistem informasi)
c)      Masing-masing area di dukung oleh sistem informasinya sendiri, meski di antara area dapat saling sharing informasi
d)      Untuk melihat macam aplikasi sistem informasi dapat dilihat (bergantung) dari bentuk struktur organisasi pada masing-masing fungsi area bisnisnya.
e) Berbagai macam fungsi area bisnis : akuntansi, keuangan, pemasaran, produksi/operasi dan human resources
  1. B. Sistem informasi manajemen produksi
Sistem informasi manajemen produksi mendukung fungsi produksi/operasi yang meliputi semua aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan dan pengadilan proses menghasilkan barang atau jasa. Sistem ini mendapatkan dan memproses data mengenai semua aktivitas mencakup produksi yang baik dan pelayanan (services) yang dibutuhkan oleh konsumen.
Tujuan dari sistem informasi produksi ini :
1)      Digunakan dalam merencanakan, monitoring dan mengontrol proses produksi yg terjadi sehingga lebih efisien
2)      Menghasilkan efisiensi proses produksi, kontrol kualitas yg ketat serta menghasilkan produk yg lebih bagus
3)      Mengurangi biaya dari penggunaan berbagai inventarisasi dengan mendapatkan kontrol material yang baik
4)      Produksi yang dihasilkan tepat
Dalam suatu perusahaan banyak faktor yang perlu mendapat perhatian dan dukungan yang cepat dari pengelolaannya dalam upaya mencapai tujuan operasional secara optimal.  Pada saat ini komputer merupakan salah satu alternatif utama untuk mendukung kegiatan operasional suatu perusahaan, baik perusahaan besar, menengah, maupun kecil. Komputer berfungsi sebagai alat  bantu dalam menyelesaikan masalah, baik untuk keperluan administrasi, perhitungan yang rumit, arsip, pembuatan sistem informasi, pengambilan keputusan, dan lain-lain.
Oleh sebab itu pada era globalisasi ini, komputer merupakan pendukung yang handal dalam kemajuan suatu usaha. Salah satunya adalah dalam bidang produksi barang. Salah satu fungsi dalam bidang produksi yang sangat penting adalah menghitung harga pokok produksi. Ketidakakuratan dalam menghitung harga pokok produksi akan menimbulkan dampak yang negatif. Sebab harga pokok produksi mempengaruhi harga jual suatu produk. Bila  terlalu tinggi maka harga jualnya pun relatif tinggi. Sehingga mengakibatkan kalah bersaing dengan produk dari perusahaan lain yang mempunyai harga jual yang lebih rendah. Sebaliknya, bila harga pokok produksi terlalu rendah, maka jelas ini  akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Fungsi lainnya yang juga sangat penting dalam bidang produksi adalah kontrol produksi. Dalam proses produksi suatu barang, kebanyakan memiliki tahapan-tahapan proses produksi yang cukup banyak.Yaitu mulai dari bahan  baku sampai terbentuk menjadi barang setengah jadi atau bahkan menjadi barang jadi. Dari setiap tahapan  proses produksi harus dikontrol dengan seksama.  Karena kesalahan kecil saja dari salah satu tahap dapat menyebabkan suatu kerugian yang besar bagi perusahaan.
Computer Integrated Manufacturing (CIM)
Teknologi komputer yang maju saat ini dapat menunjang berbagai macam kegiatan produksi yang dapat lebih efisien. Berbagai sistem informasi produksi, banyak yang dijalankan melalui Web, digunakan untuk mendukung manufaktur terintegrasi dengan komputer (computer intragated manufacturing-CIM).
Manfaat dengan adanya CIM ini adalah :
  1. Menyederhanakan (merekayasa ulang) proses produksi, desain produk, dan organisasi pabrik sebagai dasar yang penting untuk otomatisasi serta Integrasi.
  2. Pengotomatisan Proses Produksi dan berbagai fungsi bisnis yang mendukung mereka melalui komputer, mesin, dan robot.
  3. Pengintegrasian semua proses produksi dan pendukung menggunakan jaringan komputer, software lintas fungsi bisnis, serta teknologi bisnis informasi lainya.
Tujuan umum dari CIM dan sistem informasi semacam itu adalah untuk menciptakan proses produksi yang fleksibel dan lincah, yang secara efisien menghasilkan berbagai produk berkualitas tinggi. Jadi, CIM mendukung berbagai konsep sistem produksi yang fleksibel, produksi yang bergerak cepat dan manajemen kualitas total.
Sistem informasi produksi membantu perusahaan untuk menyederhanakan, mengotomatisasi dan mengintegrasikan banyak aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan berbagai jenis produk. Contohnya, komputer digunakan untuk membantu para teknisi mendesain produk yang lebih baik dengan menggunakan sistem computer- aided engineering (CAE) dan computer-aided design (CAD), serta proses produksi yang lebih baik melalui computer-aided process planning.
Sistem computer-aided manufacturing (CAM) adalah berbagai sistem yang mengotomatisasi proses produksi. Contohnya, hal ini dapat dicapai dengan memonitor serta mengendalikan proses manufaktur dalam pabrik (manufacturing execution system – MES)
Manufacturing execution system (MES) adalah sistem informasi pemonitor kinerja untuk operasi tempat kerja pabrik. Pengendalian proses adalah penggunaan komputer untuk mengendalikan proses fisik yang terus berjalan. Pengendalian mesin adalah penggunaan berbagai komputer untuk mengendalikan berbagai tindakan mesin. Hal ini juga terkenal disebut sebagai Pengendalian numerik (numerical control).
Jadi sistem komputerisasi saat ini sangat penting didalam menciptakan keputusan manajemen produksi.
Manajemen Produksi
Dalam melakukan kegiatan produksi ada berbagai faktor yang harus dikelola yang sering disebut sebagai faktor – faktor produksi yaitu :
  1. Material atau bahan
  2. Mesin atau peralatan
  3. Manusia atau karyawan
  4. Modal atau uang
  5. Manajemen yang akan memfungsionalisasikan keempat faktor yang lain.
Dengan demikian manajemen operasi berkaitan dengan pengelolaan faktor – faktor produksi sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen baik kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya. Sekilas telah disebutkan dari uraian di atas bahwa manajemen produksi operasi bertanggung jawab atas dihasilkannya keluaran (output) baik yang berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan tepat pada waktunya. Bertitik tolak dari tanggung jawab ini maka ukuran kinerja suatu sistem operasi dapat diukur dari :
1. Ongkos Produksi
Bila dikaitkan dengan tujuan suatu sistem usaha, maka ukuran kinerja sering diukur dengan keuntungan yang dapat dicapai, namun seperti diuraikan diatas bahwa sistem produksi hanyalah salah satu dari sub sistem yang ada dalam suatu sistem usaha, sehingga untuk mengukur seberapa besar kontribusi sistem operasi di dalam pencapaian keuntungan bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu untuk mengukur kinerja sistem produksi diambil ukuran waktu operasi tertentu (biasanya dalam waktu satu tahun)
Ongkos produksi ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk / jasa ketangan konsumen. Dengan ongkos produksi yang murah diharapkan bahwa produk / jasa dapat dipasarkan dengan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen.
2. Kualitas Produk / Jasa
Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak hanya memilih produk/jasa yang harganya murah namun juga produk/jasa yang berkualitas, oleh sebab itu baik buruknya suatu sistem produksi juga diukur dari kualitas produk/jasa yang dihasilkan. Ukuran kualitas produk yang dimaksudkan disini tentunya yang disesuaikan dengan selera konsumen bukan ukuran kualitas secara teknologi semata
3. Tingkat Pelayanan
Bagi konsumen untuk menilai baik buruknya suatu sistem produksi / operasi lebih dinilai dari pelayanan yang dapat diberikan oleh system produksi kepada konsumen itu sendiri. Berbicara mengenai tingkat pelayanan (service level) merupakan ukuran yang tidak mudah untuk diukur, sebab banyak dipengaruhi oleh faktor – faktor kualitatif, walaupun demikian beberapa ukuran obyektif yang sering digunakan antara lain :
  1. Ketersediaan (availability) dan kemudahan untuk mendapatkan produk / jasa.
  2. Kecepatan pelayanan baik yang berkaitan dengan waktu pengiriman (delivery time) maupun waktu pemrosesan (processing time)
Agar dapat dicapai kinerja sistem operasi diatas maka seorang manajer produksi / operasi dituntut untuk mempunyai sedikitnya dua kompetensi, yaitu
1)      Kompetensi Teknikal yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pemahaman atas teknologi proses produksi dan pengetahuan atas jenis – jenis pekerjaan yang harus dikelola. Tanpa memiliki kompetensi teknikal ini maka seorang manajer produksi / operasi tidak akan mengerti apa yang sebenarnya harus diperbuat
2)      Kompetensi Manajerial yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber – sumber daya (faktor – faktor produksi) serta kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain. Kompetensi ini sangat diperlukan mengingat penguasaan pengelolaan atas faktor -– faktor produksi serta menjalin koordinasi dan kerjasama dengan fungsi – fungsi lain yang ada didalam suatu unit usaha merupakan keharusan yang tak dapat dihindarkan.
MAINTENANCE/PEMELIHARAAN
Maintenance (pemeliharaan) adalah semua aktivitas yang berkaitan untuk mempertahankan peralatan sistem dalam kondisi layak bekerja. Sebuah sistem pemeliharaan yang baik akan menghilangkan variabilitas sistem. Strategi maintenance (pemeliharaan) adalah :
1. Menerapkan dan meningkatkan pemeliharaan pencegahan
2. Meningkatkan kemampuan atau kecepatan perbaikan
Reliability (reliabilitas) adalah peluang sebuah komponen mesin atau produk akan bekerja secara baik untuk waktu tertentu di bawah kondisi tertentu. Taktik keandalan adalah :
1. Meningkatkan komponen individual
2. Memberikan redundancy
Tujuan pemeliharaan dan keandalan adalah untuk mempertahankan kemampuan sistem serta mengendalikan biaya. Strategi Pemeliharaan dan Reliabilitas yang baik membutuhkan keterlibatan karyawan dan prosedur yang baik.
AMAINTENANCE (PEMELIHARAAN)
Untuk mengukur kesuksesan manajemen pemeliharaan, maka ada dua unsur yang harus ditentukan terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan prosedur pemeliharaan.
Faktor karyawan dalam hal pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang dimiliki karyawan, keahlian yang dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai faktor penguat motivasi dan kekuatan sinergi yang perlu dilakukan.
Sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan informasi dan keahlian dalam kaitannya dengan kegiatan pemeliharaan, maka pihak manajemen dapat menempuh beberapa hal yaitu :
• Pertukaran informasi. Melalui penciptaan iklim yang kondusif, misalnya adanya bank data ( bank prosedur) yang berisikan data serta prosedur tentang pemeliharaan segala jenis mesin dalam sistem manufaktur.
•Pelatihan keahlian. Bagi karyawan yang belum memiliki keahlian yang diharapkan, perusahaan dapat memilih untuk mengirimkan ke training center yang menawarkan pelatihan-pelatihan atau langsung dilatih di perusahaan melalui on the job training.
Adapun tentang prosedur pemeliharaan mesin-mesin, faktor yang perlu diperhatikan adalah prosedur pembersihan dan pelumasan. Pembersihan ini ditujukan untuk menghindari korosi, kemacetan akibat adanya kotoran dan kegiatan ini dilakukan secara rutin. Sedangkan pelumasan bertujuan agar tidak terjadi gesekan material mesin secara langsung, mendinginkan panas mesin pada kondisi tertentu, dan memperpanjang umur mesin.
Prosedur berikutnya adalah monitor dan penyesuaian. Monitor harus dilakukan secara kontinue dengan jadwal yang sudah ditentukan. Sistem monitor yang baik akan mampu melakukan penyesuaian yang diperlukan.
Manfaat dari adanya kegiatan pemeliharaan ( maintenance) antara lain :
  1. Perbaikan terus-menerus. Kegiatan ini menjadi kajian yang penting dalam manajemen operasi, baik manufaktur maupun jasa, terutama pabrik-pabrik yang menggunakan mesin yang berputar dan beroperasi setiap saat.
  2. Meningkatkan kapasitas. Dengan adanya perbaikan yang terus-menerus, maka tidak akan ada pengerjaan ulang / proses ulang, sehingga kapasitas akan meningkat.
  3. Mengurangi persediaan. Karena tidak perlu ada tumpukan bahan baku yang harus disiapkan untuk melakukan produksi ulang.
  4. Biaya operasi lebih rendah. Akibat kapasitas yang meningkat disertai dengan persediaan yang rendah, maka secara otomatis akan mengakibatkan biaya operasi lebih rendah. Tidak perlu penyimpanan bahan baku dan tidak perlu adanya biaya tambahan karena proses pengerjaan ulang.
  5. Produktivitas lebih tinggi. Jika biaya operasi lebih rendah, maka dari rumus produktivitas adalah output/input akan diperoleh bahwa produktivitas akan lebih besar (dengan catatan output konstan). Tentunya produktivitas akan lebih besar lagi jika output semakin besar.
  6. Meningkatkan kualitas. Akan tercipta cost advantage, artinya dengan kualitas yang sama baik, harga dapat ditetapkan menjadi lebih murah.
Terdapat dua jenis strategi pemeliharaan :
  1. A. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan pencegahan sebuah rencana yang meliputi pemeriksaan rutin, pemeliharaan, dan menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik utuk mencegah kegagalan. Sebuah tingkat kegagalan awal yang tinggi, dikenal sebagai tingkat kematian dini (infant mortality), yang mungkin terjadi pada banyak produk. Yang dimaksud tingkat kematian dini sendiri yaitu tingkat kegagalan di awal kehidupan sebuah produk atau proses.
Hasil yang cacat / gagal akan menyebabkan tambahan biaya karena harus diproses kembali dan yang lebih besar resikonya adalah kurangnya kepercayaan konsumen kepada perusahaan akibat produk gagal. Tambahan yang timbul menyebabkan biaya produksi membengkak ( tidak minimal). Jika biaya produksi membengkak, maka harga barang menjadi tinggi.
Pemeliharaan yang periodik dan terencana sangat diperlukan pada fasilitas-fasilitas produksi, jika tidak akan mengakibatkan kerusakan ” Unit Kritis” dikarenakan :
a)   Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan terhentinya seluruh aktivitas proses produksi.
b)   Kerusakan fasilitas tersebut akan mempengaruhi kualitas produk.
c)     Investasi yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar.
d)   Kerusakan fasilitas tersebut akan membahayakan pekerja, baik kesehatan maupun keselamatannya.
Preventive maintenance ini dapat mengatasi kerusakan yang tiba-tiba terjadi. Hal ini dikarenakan preventive maintenance ini dapat mendeteksi dan menangkap sinyal kapan suatu system akan mengalami kerusakan serta menentukan kapan suatu system memerlukan service ( perbaikan).
Dengan teknik pelaporan yang baik, perusahaan dapat menjaga arsip proses, mesin, atau peralatan individu. Arsip seperti itu dapat menyediakan profil yang berisi baik jenis pemeliharaan yang diperlukan maupun waktu pemeliharaan yang dibutuhkan. Sejarah pemeliharaan peralatan merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah system pemeliharaan pencegahan, seperti halnya catatan mengenai waktu dan biaya perbaikan. Arsip seperti ini juga memberikan informasi serupa tentang keluarga peralatan begitu juga pemasok.
  1. B. Pemeliharaan Kerusakan / Perbaikan
Pemeliharaan kerusakan adalah pemeliharaan secara langsung yang terjadi ketika peralatan gagal dan harus diperbaiki dalam kondisi darurat atau dengan dasar prioritas.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mesin produksi, yaitu :
  1. Pemilihan rancang bangun yang tidak sesuai
  2. Keterampilan operator dan petugas pemeliharaan yang tidak mendukung dalam pegoperasian mesin produksi
  3. Kelalaian dalam pemeliharaan dasar, seperti kebersihan dan pelumasan
  4. Kondisi mesin atau peralatan yang sudah aus akibat gesekan, dan
  5. Kesalahan menjaga kondisi operasi mesin pada saat beroperasi
Kerusakan yang disebabkan beberapa hal di atas, akan mengakibatkan :
1)      Inefisiensi operasi, karena harus melakukan pemrosesan ulang.
2)      Reputasi yang buruk, karena berubahnya cara pandang konsumen terhadap produk.
3)      Rendahnya profitability, karena berkurangnya permintaan konsumen dalam jangka panjang.
4)      Kehilangan pelanggan yang beralih ke produk lain, karena produk yang gagal.
5)      Menurunnya kualitas produk, karena produk yang gagal.
6)      Karyawan menjadi tidak puas, karena menghasilkan produk yang gagal.
7)      Keuntungan menjadi semakin rendah akibat menurunnya permintaan.
Karena itu perlu untuk meningkatkan kemampuan memperbaiki. Memperbesar atau meningkatkan fasilitas pemeliharaan dapat menjadikan sistem bekerja secara lebih cepat. Sebuah fasilitas pemeliharaan yang baik memerlukan enam fitur berikut : Personel yang terlatih dengan baik, Sumber daya yang cukup, Kemampuan untuk menetapkan sebuah rencana perbaikan dan prioritas , Kemampuan dan otoritas untuk melakukan perencanaan material , Kemampuan untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan , Kemampuan untuk mendesain cara untuk memperluas mean time between failures (waktu rata-rata kegagalan).
B. RELIABILITY (KEANDALAN)
Pemeliharaan akan menyebabkan reliabilitas, dan reliabilitas akan menyebabkan efisiensi dan meningkatkan produktivitas. Untuk mengelola masing-masing komponen, maka teknik yang digunakan adalah :
1) Meningkatkan komponen individual
Untuk mengukur keandalan di sebuah sistem di mana setiap komponen atau individu mungkin hanya memiliki tingkat keandalan tersendiri, digunakan metode perhitungan keandalan sistem (Rs) sangat sederhana. Perhitungan ini mencoba menemukan hasil kali dari keandalan individu sebagai berikut:
Rs = R1 x R2 x R3 x … x Rn ..…(1)
Dengan asumsi bahwa keandalan sebuah komponen individu tidak bergantung pada keandalan komponen yang lain (setiap komponen berdiri sendiri).
Keterandalan juga dapat diartikan sebagai peluang yang berfungsi dalam waktu yang telah ditentukan. Ukuran keterandalan yang paling sering dilakukan adalah tingkat kegagalan produk (product failure rate / FR). Perusahaan yang memproduksi peralatan berteknologi tinggi sering menyediakan data tingkat kegagalan produk mereka.
FR (%) = (Jumlah unit yang rusak/Jumlah unit yang diuji) x 100% ..…(2)
atau
FR (N) = Jumlah unit yang rusak/Jumlah unit-jam waktu operasi …..(3)
Juga menggunakan waktu rata-rata antara kegagalan ( mean time between failures / MTBF), yaitu waktu yang diharapkan di antara perbaikan dan kegagalan komponen, mesin, proses, atau produk yang berikutnya.
MTBF = 1 / FR (N) …..(4)
2) Menetapkan Redundancy
Untuk meningkatkan keandalan sistem, maka ditambahkan redundancy. Teknik ini digunakan untuk “menyokong” komponen dengan komponen tambahan ( cadangan). Hal ini dilakukan dengan menempatkan unit secara paralel dan merupakan taktik manajemen operasi standar.
Redundancy diberikan untuk memastikan bahwa jika sebuah komponen gagal, maka sistem memiliki sumber daya yang lain. Keandalan yang dihasilkan adalah kemungkinan komponen pertama bekerja ditambah dengan kemungkinan dari komponen cadangan ( komponen paralelnya) yang bekerja dikalikan dengan kemungkinan perlunya komponen cadangan.
Seorang manajer dapat mengevaluasi efektivitas fungsi pemeliharaan. Untuk mengukur kesuksesan manajemen pemeliharaan, maka ada dua unsur yang harus ditentukan terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan prosedur pemeliharaan.
Faktor karyawan dalam hal pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang dimiliki karyawan, keahlian yang dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai faktor penguat motivasi dan kekuatan sinergi yang perlu dilakukan.
Adapun tentang prosedur pemeliharaan mesin-mesin, faktor yang perlu diperhatikan adalah prosedur pembersihan dan pelumasan, juga monitor dan penyesuaian.
Seperti yang dijelaskan di atas, pemeliharaan pencegahan yang periodik dan terencana sangat diperlukan pada fasilitas-fasilitas produksi, jika tidak akan mengakibatkan kerusakan ” Unit Kritis” dikarenakan :
  1. Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan terhentinya seluruh aktivitas proses produksi.
  2. Kerusakan fasilitas tersebut akan mempengaruhi kualitas produk.
  3. Investasi yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar.
    1. Kerusakan fasilitas tersebut akan membahayakan pekerja, baik kesehatan maupun keselamatannya.
Oleh karena itu pemeliharaan sebelum mesin mengalami kerusakan sangat penting dilakukan. Bagaimana pun, konsekuensi kerusakan harus benar-benar dipertimbangkan. Bahkan beberapa kerusakan kecil dapat mengakibatkan malapetaka untuk produktivitas ke depannya.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PRODUKSI

  1. A. sistem informasi
Sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.
Sistem informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan.
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.
Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub sistem yang saling berhubungan yang membentuk suatu komponen yang didalamnya mencakup input-proses-output yang berhubungan dengan pengolaan informasi (data yang telah diolah sehingga lebih berguna bagi penggunanya).
Suatu sistem informasi (SI) atau information system (IS) merupakan aransemen dari orang, data, proses-proses, dan antar muka yang berinteraksi mendukung dan memperbaiki beberapa operasi sehari-hari dalam suatu bisnis termasuk mendukung memecahkan soal dan kebutuhan pembuat keputusan manejemen dan para pengguna yang berpengalaman di bidangnya.
Sebuah sistem informasi merupakan suatu kumpulan atau seperangkat komponen yang berhubungan dan mendukung dengan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi.
Hasil dari proses tersebut digunakan pihak manajemen sebagai suatu dasar dalam pembuatan keputusan organisasi. Selain itu, sistem informasi yang baik juga dapat membantu dalam hal penganalisaan dan visualisasi masalah dalam penciptaan produk baru.
Bentuk aplikasi sistem informasi dalam fungsi area bisnis
a)      Masing-masing bagian dalam suatu corporation (badan hukum) memiliki struktur organisasi
b)      Masing-masing bagian area bisnis dalam struktur organisasi memiliki fungsi dan tugas yang berbeda (sistem informasi)
c)      Masing-masing area di dukung oleh sistem informasinya sendiri, meski di antara area dapat saling sharing informasi
d)      Untuk melihat macam aplikasi sistem informasi dapat dilihat (bergantung) dari bentuk struktur organisasi pada masing-masing fungsi area bisnisnya.
e) Berbagai macam fungsi area bisnis : akuntansi, keuangan, pemasaran, produksi/operasi dan human resources
  1. B. Sistem informasi manajemen produksi
Sistem informasi manajemen produksi mendukung fungsi produksi/operasi yang meliputi semua aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan dan pengadilan proses menghasilkan barang atau jasa. Sistem ini mendapatkan dan memproses data mengenai semua aktivitas mencakup produksi yang baik dan pelayanan (services) yang dibutuhkan oleh konsumen.
Tujuan dari sistem informasi produksi ini :
1)      Digunakan dalam merencanakan, monitoring dan mengontrol proses produksi yg terjadi sehingga lebih efisien
2)      Menghasilkan efisiensi proses produksi, kontrol kualitas yg ketat serta menghasilkan produk yg lebih bagus
3)      Mengurangi biaya dari penggunaan berbagai inventarisasi dengan mendapatkan kontrol material yang baik
4)      Produksi yang dihasilkan tepat
Dalam suatu perusahaan banyak faktor yang perlu mendapat perhatian dan dukungan yang cepat dari pengelolaannya dalam upaya mencapai tujuan operasional secara optimal.  Pada saat ini komputer merupakan salah satu alternatif utama untuk mendukung kegiatan operasional suatu perusahaan, baik perusahaan besar, menengah, maupun kecil. Komputer berfungsi sebagai alat  bantu dalam menyelesaikan masalah, baik untuk keperluan administrasi, perhitungan yang rumit, arsip, pembuatan sistem informasi, pengambilan keputusan, dan lain-lain.
Oleh sebab itu pada era globalisasi ini, komputer merupakan pendukung yang handal dalam kemajuan suatu usaha. Salah satunya adalah dalam bidang produksi barang. Salah satu fungsi dalam bidang produksi yang sangat penting adalah menghitung harga pokok produksi. Ketidakakuratan dalam menghitung harga pokok produksi akan menimbulkan dampak yang negatif. Sebab harga pokok produksi mempengaruhi harga jual suatu produk. Bila  terlalu tinggi maka harga jualnya pun relatif tinggi. Sehingga mengakibatkan kalah bersaing dengan produk dari perusahaan lain yang mempunyai harga jual yang lebih rendah. Sebaliknya, bila harga pokok produksi terlalu rendah, maka jelas ini  akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Fungsi lainnya yang juga sangat penting dalam bidang produksi adalah kontrol produksi. Dalam proses produksi suatu barang, kebanyakan memiliki tahapan-tahapan proses produksi yang cukup banyak.Yaitu mulai dari bahan  baku sampai terbentuk menjadi barang setengah jadi atau bahkan menjadi barang jadi. Dari setiap tahapan  proses produksi harus dikontrol dengan seksama.  Karena kesalahan kecil saja dari salah satu tahap dapat menyebabkan suatu kerugian yang besar bagi perusahaan.
Computer Integrated Manufacturing (CIM)
Teknologi komputer yang maju saat ini dapat menunjang berbagai macam kegiatan produksi yang dapat lebih efisien. Berbagai sistem informasi produksi, banyak yang dijalankan melalui Web, digunakan untuk mendukung manufaktur terintegrasi dengan komputer (computer intragated manufacturing-CIM).
Manfaat dengan adanya CIM ini adalah :
  1. Menyederhanakan (merekayasa ulang) proses produksi, desain produk, dan organisasi pabrik sebagai dasar yang penting untuk otomatisasi serta Integrasi.
  2. Pengotomatisan Proses Produksi dan berbagai fungsi bisnis yang mendukung mereka melalui komputer, mesin, dan robot.
  3. Pengintegrasian semua proses produksi dan pendukung menggunakan jaringan komputer, software lintas fungsi bisnis, serta teknologi bisnis informasi lainya.
Tujuan umum dari CIM dan sistem informasi semacam itu adalah untuk menciptakan proses produksi yang fleksibel dan lincah, yang secara efisien menghasilkan berbagai produk berkualitas tinggi. Jadi, CIM mendukung berbagai konsep sistem produksi yang fleksibel, produksi yang bergerak cepat dan manajemen kualitas total.
Sistem informasi produksi membantu perusahaan untuk menyederhanakan, mengotomatisasi dan mengintegrasikan banyak aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan berbagai jenis produk. Contohnya, komputer digunakan untuk membantu para teknisi mendesain produk yang lebih baik dengan menggunakan sistem computer- aided engineering (CAE) dan computer-aided design (CAD), serta proses produksi yang lebih baik melalui computer-aided process planning.
Sistem computer-aided manufacturing (CAM) adalah berbagai sistem yang mengotomatisasi proses produksi. Contohnya, hal ini dapat dicapai dengan memonitor serta mengendalikan proses manufaktur dalam pabrik (manufacturing execution system – MES)
Manufacturing execution system (MES) adalah sistem informasi pemonitor kinerja untuk operasi tempat kerja pabrik. Pengendalian proses adalah penggunaan komputer untuk mengendalikan proses fisik yang terus berjalan. Pengendalian mesin adalah penggunaan berbagai komputer untuk mengendalikan berbagai tindakan mesin. Hal ini juga terkenal disebut sebagai Pengendalian numerik (numerical control).
Jadi sistem komputerisasi saat ini sangat penting didalam menciptakan keputusan manajemen produksi.
Manajemen Produksi
Dalam melakukan kegiatan produksi ada berbagai faktor yang harus dikelola yang sering disebut sebagai faktor – faktor produksi yaitu :
  1. Material atau bahan
  2. Mesin atau peralatan
  3. Manusia atau karyawan
  4. Modal atau uang
  5. Manajemen yang akan memfungsionalisasikan keempat faktor yang lain.
Dengan demikian manajemen operasi berkaitan dengan pengelolaan faktor – faktor produksi sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen baik kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya. Sekilas telah disebutkan dari uraian di atas bahwa manajemen produksi operasi bertanggung jawab atas dihasilkannya keluaran (output) baik yang berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan tepat pada waktunya. Bertitik tolak dari tanggung jawab ini maka ukuran kinerja suatu sistem operasi dapat diukur dari :
1. Ongkos Produksi
Bila dikaitkan dengan tujuan suatu sistem usaha, maka ukuran kinerja sering diukur dengan keuntungan yang dapat dicapai, namun seperti diuraikan diatas bahwa sistem produksi hanyalah salah satu dari sub sistem yang ada dalam suatu sistem usaha, sehingga untuk mengukur seberapa besar kontribusi sistem operasi di dalam pencapaian keuntungan bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu untuk mengukur kinerja sistem produksi diambil ukuran waktu operasi tertentu (biasanya dalam waktu satu tahun)
Ongkos produksi ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk / jasa ketangan konsumen. Dengan ongkos produksi yang murah diharapkan bahwa produk / jasa dapat dipasarkan dengan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen.
2. Kualitas Produk / Jasa
Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak hanya memilih produk/jasa yang harganya murah namun juga produk/jasa yang berkualitas, oleh sebab itu baik buruknya suatu sistem produksi juga diukur dari kualitas produk/jasa yang dihasilkan. Ukuran kualitas produk yang dimaksudkan disini tentunya yang disesuaikan dengan selera konsumen bukan ukuran kualitas secara teknologi semata
3. Tingkat Pelayanan
Bagi konsumen untuk menilai baik buruknya suatu sistem produksi / operasi lebih dinilai dari pelayanan yang dapat diberikan oleh system produksi kepada konsumen itu sendiri. Berbicara mengenai tingkat pelayanan (service level) merupakan ukuran yang tidak mudah untuk diukur, sebab banyak dipengaruhi oleh faktor – faktor kualitatif, walaupun demikian beberapa ukuran obyektif yang sering digunakan antara lain :
  1. Ketersediaan (availability) dan kemudahan untuk mendapatkan produk / jasa.
  2. Kecepatan pelayanan baik yang berkaitan dengan waktu pengiriman (delivery time) maupun waktu pemrosesan (processing time)
Agar dapat dicapai kinerja sistem operasi diatas maka seorang manajer produksi / operasi dituntut untuk mempunyai sedikitnya dua kompetensi, yaitu
1)      Kompetensi Teknikal yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pemahaman atas teknologi proses produksi dan pengetahuan atas jenis – jenis pekerjaan yang harus dikelola. Tanpa memiliki kompetensi teknikal ini maka seorang manajer produksi / operasi tidak akan mengerti apa yang sebenarnya harus diperbuat
2)      Kompetensi Manajerial yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber – sumber daya (faktor – faktor produksi) serta kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain. Kompetensi ini sangat diperlukan mengingat penguasaan pengelolaan atas faktor -– faktor produksi serta menjalin koordinasi dan kerjasama dengan fungsi – fungsi lain yang ada didalam suatu unit usaha merupakan keharusan yang tak dapat dihindarkan.
MAINTENANCE/PEMELIHARAAN
Maintenance (pemeliharaan) adalah semua aktivitas yang berkaitan untuk mempertahankan peralatan sistem dalam kondisi layak bekerja. Sebuah sistem pemeliharaan yang baik akan menghilangkan variabilitas sistem. Strategi maintenance (pemeliharaan) adalah :
1. Menerapkan dan meningkatkan pemeliharaan pencegahan
2. Meningkatkan kemampuan atau kecepatan perbaikan
Reliability (reliabilitas) adalah peluang sebuah komponen mesin atau produk akan bekerja secara baik untuk waktu tertentu di bawah kondisi tertentu. Taktik keandalan adalah :
1. Meningkatkan komponen individual
2. Memberikan redundancy
Tujuan pemeliharaan dan keandalan adalah untuk mempertahankan kemampuan sistem serta mengendalikan biaya. Strategi Pemeliharaan dan Reliabilitas yang baik membutuhkan keterlibatan karyawan dan prosedur yang baik.
AMAINTENANCE (PEMELIHARAAN)
Untuk mengukur kesuksesan manajemen pemeliharaan, maka ada dua unsur yang harus ditentukan terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan prosedur pemeliharaan.
Faktor karyawan dalam hal pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang dimiliki karyawan, keahlian yang dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai faktor penguat motivasi dan kekuatan sinergi yang perlu dilakukan.
Sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan informasi dan keahlian dalam kaitannya dengan kegiatan pemeliharaan, maka pihak manajemen dapat menempuh beberapa hal yaitu :
• Pertukaran informasi. Melalui penciptaan iklim yang kondusif, misalnya adanya bank data ( bank prosedur) yang berisikan data serta prosedur tentang pemeliharaan segala jenis mesin dalam sistem manufaktur.
•Pelatihan keahlian. Bagi karyawan yang belum memiliki keahlian yang diharapkan, perusahaan dapat memilih untuk mengirimkan ke training center yang menawarkan pelatihan-pelatihan atau langsung dilatih di perusahaan melalui on the job training.
Adapun tentang prosedur pemeliharaan mesin-mesin, faktor yang perlu diperhatikan adalah prosedur pembersihan dan pelumasan. Pembersihan ini ditujukan untuk menghindari korosi, kemacetan akibat adanya kotoran dan kegiatan ini dilakukan secara rutin. Sedangkan pelumasan bertujuan agar tidak terjadi gesekan material mesin secara langsung, mendinginkan panas mesin pada kondisi tertentu, dan memperpanjang umur mesin.
Prosedur berikutnya adalah monitor dan penyesuaian. Monitor harus dilakukan secara kontinue dengan jadwal yang sudah ditentukan. Sistem monitor yang baik akan mampu melakukan penyesuaian yang diperlukan.
Manfaat dari adanya kegiatan pemeliharaan ( maintenance) antara lain :
  1. Perbaikan terus-menerus. Kegiatan ini menjadi kajian yang penting dalam manajemen operasi, baik manufaktur maupun jasa, terutama pabrik-pabrik yang menggunakan mesin yang berputar dan beroperasi setiap saat.
  2. Meningkatkan kapasitas. Dengan adanya perbaikan yang terus-menerus, maka tidak akan ada pengerjaan ulang / proses ulang, sehingga kapasitas akan meningkat.
  3. Mengurangi persediaan. Karena tidak perlu ada tumpukan bahan baku yang harus disiapkan untuk melakukan produksi ulang.
  4. Biaya operasi lebih rendah. Akibat kapasitas yang meningkat disertai dengan persediaan yang rendah, maka secara otomatis akan mengakibatkan biaya operasi lebih rendah. Tidak perlu penyimpanan bahan baku dan tidak perlu adanya biaya tambahan karena proses pengerjaan ulang.
  5. Produktivitas lebih tinggi. Jika biaya operasi lebih rendah, maka dari rumus produktivitas adalah output/input akan diperoleh bahwa produktivitas akan lebih besar (dengan catatan output konstan). Tentunya produktivitas akan lebih besar lagi jika output semakin besar.
  6. Meningkatkan kualitas. Akan tercipta cost advantage, artinya dengan kualitas yang sama baik, harga dapat ditetapkan menjadi lebih murah.
Terdapat dua jenis strategi pemeliharaan :
  1. A. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan pencegahan sebuah rencana yang meliputi pemeriksaan rutin, pemeliharaan, dan menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik utuk mencegah kegagalan. Sebuah tingkat kegagalan awal yang tinggi, dikenal sebagai tingkat kematian dini (infant mortality), yang mungkin terjadi pada banyak produk. Yang dimaksud tingkat kematian dini sendiri yaitu tingkat kegagalan di awal kehidupan sebuah produk atau proses.
Hasil yang cacat / gagal akan menyebabkan tambahan biaya karena harus diproses kembali dan yang lebih besar resikonya adalah kurangnya kepercayaan konsumen kepada perusahaan akibat produk gagal. Tambahan yang timbul menyebabkan biaya produksi membengkak ( tidak minimal). Jika biaya produksi membengkak, maka harga barang menjadi tinggi.
Pemeliharaan yang periodik dan terencana sangat diperlukan pada fasilitas-fasilitas produksi, jika tidak akan mengakibatkan kerusakan ” Unit Kritis” dikarenakan :
a)   Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan terhentinya seluruh aktivitas proses produksi.
b)   Kerusakan fasilitas tersebut akan mempengaruhi kualitas produk.
c)     Investasi yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar.
d)   Kerusakan fasilitas tersebut akan membahayakan pekerja, baik kesehatan maupun keselamatannya.
Preventive maintenance ini dapat mengatasi kerusakan yang tiba-tiba terjadi. Hal ini dikarenakan preventive maintenance ini dapat mendeteksi dan menangkap sinyal kapan suatu system akan mengalami kerusakan serta menentukan kapan suatu system memerlukan service ( perbaikan).
Dengan teknik pelaporan yang baik, perusahaan dapat menjaga arsip proses, mesin, atau peralatan individu. Arsip seperti itu dapat menyediakan profil yang berisi baik jenis pemeliharaan yang diperlukan maupun waktu pemeliharaan yang dibutuhkan. Sejarah pemeliharaan peralatan merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah system pemeliharaan pencegahan, seperti halnya catatan mengenai waktu dan biaya perbaikan. Arsip seperti ini juga memberikan informasi serupa tentang keluarga peralatan begitu juga pemasok.
  1. B. Pemeliharaan Kerusakan / Perbaikan
Pemeliharaan kerusakan adalah pemeliharaan secara langsung yang terjadi ketika peralatan gagal dan harus diperbaiki dalam kondisi darurat atau dengan dasar prioritas.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mesin produksi, yaitu :
  1. Pemilihan rancang bangun yang tidak sesuai
  2. Keterampilan operator dan petugas pemeliharaan yang tidak mendukung dalam pegoperasian mesin produksi
  3. Kelalaian dalam pemeliharaan dasar, seperti kebersihan dan pelumasan
  4. Kondisi mesin atau peralatan yang sudah aus akibat gesekan, dan
  5. Kesalahan menjaga kondisi operasi mesin pada saat beroperasi
Kerusakan yang disebabkan beberapa hal di atas, akan mengakibatkan :
1)      Inefisiensi operasi, karena harus melakukan pemrosesan ulang.
2)      Reputasi yang buruk, karena berubahnya cara pandang konsumen terhadap produk.
3)      Rendahnya profitability, karena berkurangnya permintaan konsumen dalam jangka panjang.
4)      Kehilangan pelanggan yang beralih ke produk lain, karena produk yang gagal.
5)      Menurunnya kualitas produk, karena produk yang gagal.
6)      Karyawan menjadi tidak puas, karena menghasilkan produk yang gagal.
7)      Keuntungan menjadi semakin rendah akibat menurunnya permintaan.
Karena itu perlu untuk meningkatkan kemampuan memperbaiki. Memperbesar atau meningkatkan fasilitas pemeliharaan dapat menjadikan sistem bekerja secara lebih cepat. Sebuah fasilitas pemeliharaan yang baik memerlukan enam fitur berikut : Personel yang terlatih dengan baik, Sumber daya yang cukup, Kemampuan untuk menetapkan sebuah rencana perbaikan dan prioritas , Kemampuan dan otoritas untuk melakukan perencanaan material , Kemampuan untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan , Kemampuan untuk mendesain cara untuk memperluas mean time between failures (waktu rata-rata kegagalan).
B. RELIABILITY (KEANDALAN)
Pemeliharaan akan menyebabkan reliabilitas, dan reliabilitas akan menyebabkan efisiensi dan meningkatkan produktivitas. Untuk mengelola masing-masing komponen, maka teknik yang digunakan adalah :
1) Meningkatkan komponen individual
Untuk mengukur keandalan di sebuah sistem di mana setiap komponen atau individu mungkin hanya memiliki tingkat keandalan tersendiri, digunakan metode perhitungan keandalan sistem (Rs) sangat sederhana. Perhitungan ini mencoba menemukan hasil kali dari keandalan individu sebagai berikut:
Rs = R1 x R2 x R3 x … x Rn ..…(1)
Dengan asumsi bahwa keandalan sebuah komponen individu tidak bergantung pada keandalan komponen yang lain (setiap komponen berdiri sendiri).
Keterandalan juga dapat diartikan sebagai peluang yang berfungsi dalam waktu yang telah ditentukan. Ukuran keterandalan yang paling sering dilakukan adalah tingkat kegagalan produk (product failure rate / FR). Perusahaan yang memproduksi peralatan berteknologi tinggi sering menyediakan data tingkat kegagalan produk mereka.
FR (%) = (Jumlah unit yang rusak/Jumlah unit yang diuji) x 100% ..…(2)
atau
FR (N) = Jumlah unit yang rusak/Jumlah unit-jam waktu operasi …..(3)
Juga menggunakan waktu rata-rata antara kegagalan ( mean time between failures / MTBF), yaitu waktu yang diharapkan di antara perbaikan dan kegagalan komponen, mesin, proses, atau produk yang berikutnya.
MTBF = 1 / FR (N) …..(4)
2) Menetapkan Redundancy
Untuk meningkatkan keandalan sistem, maka ditambahkan redundancy. Teknik ini digunakan untuk “menyokong” komponen dengan komponen tambahan ( cadangan). Hal ini dilakukan dengan menempatkan unit secara paralel dan merupakan taktik manajemen operasi standar.
Redundancy diberikan untuk memastikan bahwa jika sebuah komponen gagal, maka sistem memiliki sumber daya yang lain. Keandalan yang dihasilkan adalah kemungkinan komponen pertama bekerja ditambah dengan kemungkinan dari komponen cadangan ( komponen paralelnya) yang bekerja dikalikan dengan kemungkinan perlunya komponen cadangan.
Seorang manajer dapat mengevaluasi efektivitas fungsi pemeliharaan. Untuk mengukur kesuksesan manajemen pemeliharaan, maka ada dua unsur yang harus ditentukan terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan prosedur pemeliharaan.
Faktor karyawan dalam hal pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang dimiliki karyawan, keahlian yang dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai faktor penguat motivasi dan kekuatan sinergi yang perlu dilakukan.
Adapun tentang prosedur pemeliharaan mesin-mesin, faktor yang perlu diperhatikan adalah prosedur pembersihan dan pelumasan, juga monitor dan penyesuaian.
Seperti yang dijelaskan di atas, pemeliharaan pencegahan yang periodik dan terencana sangat diperlukan pada fasilitas-fasilitas produksi, jika tidak akan mengakibatkan kerusakan ” Unit Kritis” dikarenakan :
  1. Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan terhentinya seluruh aktivitas proses produksi.
  2. Kerusakan fasilitas tersebut akan mempengaruhi kualitas produk.
  3. Investasi yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar.
    1. Kerusakan fasilitas tersebut akan membahayakan pekerja, baik kesehatan maupun keselamatannya.
Oleh karena itu pemeliharaan sebelum mesin mengalami kerusakan sangat penting dilakukan. Bagaimana pun, konsekuensi kerusakan harus benar-benar dipertimbangkan. Bahkan beberapa kerusakan kecil dapat mengakibatkan malapetaka untuk produktivitas ke depannya.