A.
Tujuan perawatan
Secara umum bertujuan untuk:
Ø
Menjamin ketersediaan, keandalan fasilitas
(mesin dan peralatan) secara ekonomis maupun teknis, sehingga dalam
penggunaannya dapat dilaksakan seoptimal mungkin.
Ø
Memperpanjang usia kegunaan fasilitas.
Ø
Menjamin kesiapan operasional seluruh fasilitas
yang diperlukan dalam keadaan darurat.
Ø
Menjamin keselamatan kerja, keamanan dalam
penggunaannya.
Dilihat dari perkembangan
indistri, memungkinkan mesin-mesin produksi akan melakukan serangkaian tugas
yang panjang dan kompleks, artinya dituntut adanya pelaksanaan pekerjaan
perawatan yang baik dan terarah. Pekerjaan perawatan lebih diarahkan untuk
menjaga konuitas sistem, sehingga sistem akan meningkatkan produktivitasnya.
B.
Kebijakan Perawatan
Berdasarkan uraian terdahulu, perawatan
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penjagaan suatu hal pada kondisi yang
sempurna. Dalam penerapannya, perawatan diperlukan teknik yang merupakan
penerapannya, perawatan diperlukan teknik yang merupakan penerapan ilmu
pengetahuan dan prinsip-prinsip dasar perawatan yang bertujuan untuk menjaga
kondisi suatu mesin dan pelatan dalam kondisi mendekati sempurna atau kondisi
awal.
Dewasa ini berbagai pola dan sistem
perawatan telah berkembang dengan pesat, yang tentunya membawa pula kelebihan
dan kekurangannya. Dengan demikian perlu memilih pola dan sistem yang tepat
untuk diterapkan yang sesuai dengan karakteristik fasilitas yang dimiliki, belum
tentu suatu pola atau sistem yang diterapkan desuatu perusahaan, dapat cocok
untuk diterapkan diperusahaan lain.
Sistem, pola ataupun teknik perawatan telah
banyak mengalami beberapa perubahan yang sejalan dengan tuntutan operasional
industri serta perkembangan teknologi, disamping itu harus pula diikuti dengan
pola perubahan pola penyediaan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun
sumber daya yang lainnya.
Dalam pelaksanaannnya industri mengenal dua
bentuk kebijakan dasar dari program perawatan yang umum dikenal, yaitu
perawatan kerusakan dan perawatan pencegahan.
C.
Bentuk Kebijakan Perawatan
1.
Perawatan Kerusakan (Breakdown Maintenanace)
Perawatan kerusakan dapat diartikan sebagai kebijakan perawatan dengan
cara mesin/peralatan dioperasikan hingga rusak, kemudian baru diperbaiki atau
diganti. Kebijakan ini merupakan strategi yang sangat kasar dan kurang baik
karena dapar menimbulkan biaya yang tinggi, kehilangan kesempatan untuk
mengambil keuntungan bagi perusahaan karena diakibatkaan terhentinya mesin,
keselamatan kerja tidak terjamin, kondisi mesin tidak diketahui, dan tidak ada
perencanaan waktu, tenaga kerja maupun biaya yang baik.
Metode ini dikenal juga sebagai perawatan yang didasarkan pada kerusakan
(failure based maintenance). Kebijakan perawatan ini kurang sesuai untuk
mesin-mesin dengan tingkat kritis yang tinggi atau mempunyai harga yang mahal,
dan hanya sesuai dengan mesin-mesin yang sederhana di mana tidak memerlukan
perawatan secara intensif.
Keuntungan dari kebijakan perawatan kerusakan:
·
Murah dan tidak perlu melakukan perawatan.
·
Cocok untuk mesin/peralatan yang murah dan
sederhana, dan atau modular.
Adapun kerugiannya adalah:
·
Kasar dan berbahaya.
·
Menimbulkan kerugian yang besar bila ditetapkan
pada mesin yang mahal, kompleks, dan dituntut tingkat keselamatn tinggi.
·
Tidak bisa menyiapkan sumber daya manusia.
2.
Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenanace)
Perawatan pencegahan merupakan perawatan yang dilakukan sebelum terjadi
kerusakan mesin. Kebijakan ini cukup baik dapat mencegah berhentinya mesin yang
tidak direncanakan.
Keuntungan kebijakan perawatan pencegahan terutama akan menjamin
keandalan dari sistem tersebut, menjamin keselamatan bagi pemakai, umur pakai
mesin menjadi lebih panjang, down time proses produksi dapat diperendah.
Sedangkan kerugian yang terjadi dianteranya waktu operasi akan banyak terbuang,
kemungkinan akan terjadi human error dalam proses assembling atau lainnya.
Kebijakan perawatan pencegahan umumnya dilakukan sebelum terjadi kerusakan
mesin. Ciri dari kebijakan ini terlihat dari dilakukannya inspeksi secara
periodik dan adanya perencanaan yang sistematis. Adapun aktivitas utama dari
kebijakan ini lebih menitikberatkan pada inspeksi secara periodik dan pemulihan
kondisi mesin secara terencana akibat adanya kemunduran mesin. Dengan demikian,
pengertian perawatan pencegahan merupakan kegiatan pendektesian atau penanganan
secara cepat terhadap mesin/peralatan yang tidak normal sebelum terjadi
kerusakan atau merugikan.
Tujuan perawatan pencegahan diarahkan untuk memaksimalkan availability,
dan meminimasikan ongkos melalui peningkatan reliability. Dengan lingkup
kegiatan bisa hanya mencakup area process (operation, utility, main process,
dll) atau bisa diperluas ke area lain seperti bailding office dan fasilitas
umum.
Kriteria penentuan fasilitas yang masuk dalam program perawatan
pencegahan dilihat dari:
·
Apakah kerusakan alat berdampak pada safety?
·
Apakah kerusakan alat dapat menyebabkan system
down?
·
Apakah repair cost-nya tinggi dan lama?
·
Ketersediaan spare part dari fasilitas tersebut.
·
Kondisi kerja dari fasilitas tersebut.
3.
Perawatan Terjadwal (Scheduled Maintenance)
Perawatan terjdwal merupakan bagian dari perawatan pencegahan. Perawatan
ini berujuan mencegah terjadi kerusakan dan perawatannya dilakukan secara
periodek dalam rentang waktu tertentu. Strategi perawatan ini disebut juga
dengan perawatan berdasarkan waktu (time based maintenance).
Kebijakan perawatan ini cukup baik dalam mencegah terhentinya mesin yang
tidak terencana. Rentang waktu perawatan ditentukan berdasarkan pengalaman,
data masa lalu atau rekomendasi dari pabrik pembuat mesin yang bersangkutan.
Kekurangannya, jika rentang waktu perawatan terlalu pendek akan menggangu
aktivitas produksi dan dapat meningkatkan kesalahan yang timbul karena
kekurangancermatan teknisi dalam memasang kembali komponen yang diperbaiki
serta kemungkinan adanya kontaminan yang masuk kedalam sistem. Jika rentang
waktu perawatan terlalu panjang kemungkinan mesin akan mengalami kerusakan sebelum
tiba waktu perawatan. Selain itu kondisi mesin atau komponen mesin/peralatan
masih baik dan menurut jadwal harus sudah diganti atau diperbaiki akan
menimbulkan kerugian.
4.
Perawatan Prediktif (Predictive Maintenance)
Perawatan prdiktif ini merupakan bagian perawatan pencegahan. Perawatan
prediktif ini dapat diartikan sebagai strategi perawatan dimana pelaksanaannya
didasarkan kondisi mesin itu sendiri. Untuk menentukan kondisi mesin dilakukan
tindakan pemeriksaan atau monitoring secara rutin, jika terdapat tanda atau
gejala kerusakan segera diambil tindakan perbaikan untuk mencegah kerusakan
lebih lanjut, jika tidak terdapat gejala kerusakan segera pula diketahui.
Perawatan
prediktif disebut juga perawatan berdasarkan kondisi (condition based
maintenance) atau juga disebut monitoring kondisi mesin, yang artinya sebagai
penentuan kondisi mesin dengan cara memeriksa secara rutin, sehingga dapat
diketahui keandalan mesin serta keselatan kerja terjamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar