Preventive
Maintenance (PM)
British Standard 3811:1993 mendefinisikan sebagai Preventive
Maintenance:
“pemeliharaan dilakukan pada interval yang telah ditentukan
atau sesuai dengan kriteria yang ditentukan, dimaksudkan untuk mengurangi
kemungkinan kegagalan/kerusakan atau penurunan fungsi”.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi Penerapan PM:
• Dibutuhkan cukup banyak staf dalam departemen maintenance
untuk melakukan kegiatan PM.
• Penerapan PM pada peralatan/mesin produksi
sesuai lingkungan kerja yang mentolerir beban kerja berlebih.
• Peningkatan keterampilan staf, dilakukan melalui pelatihan.
• Adanya
dukungan dan komitmen dari manajemen
• Perencanaan
dan penjadwalan program PM yang tepat.
Tujuan
Penerapan PM :
• PM
diterapkan pada
fasilitas yang bisa menyebabkan
loss production kalau mengalami kerusakan
• Tujuannya
adalah untuk menjaga kesinambungan
sistem, melalui meminimasi
kerusakan dan emergency maintenance.
• Kegiatannya
meliputi penggantian, penyesuaian, overhaul besar, inspeksi dan pelumasan (lubrications).
Sesuai dengan sifat kegiatannya PM :
• Routine maintenance,
meliputi kegiatan PM secara berkala seperti pelumasan, pembersihan, dan
reparasi kecil serta penggantian komponen.
• Running maintenance, meliputi kegiatan PM yang dilakukan
disaat mesin atau peralatan sedang berjalan sebelum kegiatan PM yang sebenarnya
terjadi.
• Opportunity maintenance,
merupakan serangkaian kegiatan PM di saat ada kesempatan yang tidak
direncanakan selama periode kegiatan maintenance yang terencana.
• Window maintenance,
merupakan serangkaian kegiatan PM dilakukan disaat mesin atau peralatan
yang tidak diperlukan untuk jangka waktu tertentu
• Shutdown preventive maintenance,
serangkaian kegiatan PM yang dilakukan saat jalur produksi dalam situasi
berhenti total.
sumber: Ating Sudrajat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar